Selain terapi medis untuk mengontrol kondisi ADHD anak, ada juga pendekatan
terapi non medis yang dinamakan terapi perilaku (behavioral therapy) yang bertujuan untuk mengubah pola-pola
perilaku negatif menjadi perilaku positif.
Prinsipnya adalah menyusun ekspektasi yang jelas pada perilaku anak. Memuji
dan memberikan penghargaan untuk perilaku positif dan menghalangi perilaku negatif.
Semua program terapi perilaku perlu menyertakan 4 prinsip ini:
- perkuat perilaku baik dengan sistem imbalan / reward
- acuhkan perilaku kurang baik yang ringan
- cabut hak istimewa jika perilaku negatif menjadi terlalu serius untuk diacuh
- hilangkan pemicu dari perilaku buruk
Beberapa contoh strategi yang dapat membantu menumbuhkan perilaku baik pada
anak jika dijalankan secara konsisten dan kesabaran...tingkat tinggi:
- buat jadwal rutin harian, tempelkan pada tempat yang mudah dilihat (kegiatan, waktu mengerjakan tugas sekolah, waktu les, waktu main, waktu istirahat, makan dsb).
- puji perilaku baik (bisa berupa pujian, pelukan, senyuman dll).
- acuhkan perilaku kurang pantas yang ringan.
- gunakan perintah, petunjuk, penjelasan singkat (misalnya: tolong duduk) dan bukan bertanya (misalnya: kenapa engkau tidak duduk ?) dan secara spesifik (misalnya: engkau perlu duduk tenang di kursi dan jangan bergerak terus saat saya mengikat tali sepatumu.
- gunakan kapan-setelah (misalnya: selesaikan PR mu, setelah itu engkau dapat naik sepeda/ main).
- tetapkan aturan dasar, reward dan konsekuensi sebelum aktivitas (misalnya sebelum pergi ke restoran, minta anak untuk duduk dengan tenang dan sopan saat makan, jelaskan reward dan konsekuensinya dan terapkan keduanya dengan konsisten).
- ubah perilaku negatif dgn cara membuat daftar pencapaian dan reward (siapkan daftar singkat perilaku baik yg diharapkan dari anak dan beri reward untuk setiap pencapaian, pastikan daftar tersebut realistis misalnya 2 atau 3 perilaku saja dan perbaharui daftar setelah tujuan tercapai).
- bentuk dan nilai reward / token (siapkan token dan wadah yg menarik bisa stiker, gundu, stempel dsb sesuai usia anak, setiap token mempunyai nilai yang dikumpulkan dan ditukarkan, misalnya tiap 1 token anak dapat jatah main game 10 menit atau 1 token bernilai rupiah yang ditabung pada orang tua dan kemudian anak dapat membeli barang yang dia sukai, Note: token rupiah juga mengajari anak menabung, tabungan hanya dapat digunakan 75% dari total token saja dan org tua yg tetap membayar ke kasir).
- menerapkan disiplin yang efektif (saat anak berperilaku negatif walaupun telah diingatkan daripada marah dan memukul, lebih baik mengurangi hak istimewa yang disukai anak atau gunakan metode timeout (utk anak usia lebih kecil), minta anak utk duduk diam di 'pojok timeout' selama waktu tertentu, 1 menit per 1 tahun usia anak), setelah konsekuensi selesai, ajak anak bicara baik-baik untuk jelaskan kenapa dan apa harapan kita pada anak.
- latihan menghadapi masalah (secara rutin bahas kemungkinan masalah sehari-hari dan ajari bagaimana cara menghadapinya).
- biasakan keteraturan dan kerapian (siapkan wadah berlabel untuk masing-masing barang, ajari anak untuk meletakkan barang-barang sesuai labelnya).
- mengurangi distraksi (belajar di meja yang rapi/ tidak penuh dgn barang lain, bersih dari mainan dan matikan TV/radio).
- batasi pilihan (untuk mencegah kebingunan, batasi pilihan ke anak menjadi dua saja, misalnya pilihan makanan, pakaian, hadiah dll)
- bantu anak menemukan bakatnya (setiap anak perlu mempunyai perasaan sukses untuk membangun harga diri dan pengembangan keahlian sosialnya, temukan dan dukung setiap pencapaian bakat anak, baik itu olah raga, seni, informasi teknologi dll).
Referensi:
buku: Not a Little Monster! oleh Andri Priyatna